SURAT KEPADA GURU DAN MURID
﴿ رسالة إلى المعلم والمتعلم ﴾
]
Indonesia – Indonesian – [
إندونيسي
Penyusun
: Syekh Abdul Muhsin bin Muhamad
Al-Qasim
Terjemah : Muh. Lutfi Firdaus
Editor : Eko Haryanto Abu
Ziyad
2009 - 1430
﴿ رسالة إلى المعلم والمتعلم ﴾
« باللغة الإندونيسية »
تأليف
: عبد المحسن بن محمد
القاسم
ترجمة: محمد لطفي فردوس
مراجعة: إيكو هاريانتو أبو زياد
2009
– 1430
SURAT KEPADA GURU DAN MURID
Segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam, salawat dan salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi Muhamad SAW beserta keluarga dan sahabatnya semua.
Islam
benar-benar memberikan perhatian yang besar terhadap ilmu, mengajak manusia
kepadanya, menjelaskan adab-adabnya, menerangkan manfaat-manfaatnya dan memperingatkan
orang-orang yang berpaling darinya. Ketika Islam datang, prioritas pertama
diberikan adalah memperluas pengetahuan menusia dengan ilmu:
" اقرأ بسم ربك الذي خلق "
“Bacalah dengan menyebut nama
Tuhanmu yang menciptakan.“
(QS. Al-‘Alaq: 1)
Dalam
menyebarlah ilmu kepada umat ini hendaklah dengan melalui “basmalah.” Cukuplah
bacaan ini sebagai penolong dalam menuntut ilmu.
Ilmu
adalah warisan kenabian:
" وورث سليمان داود "
“Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud.“
Orang
yang menuntut ilmu termasuk dalam jajaran orang-orang mulia dan agung:
" يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات
"
“Allah
mengangkat orang-orang beriman diantara kalian dan orang-orang berilmu beberapa
derajat.“
Menapaki jalan ilmu adalah tangga untuk kekal dalam
surga.
Rasulullah SAW bersabda:
" من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا إلى الجنة
" رواه مسلم
“Barang siapa melalui
suatu jalan yang di dalamnya terdapat ilmu, maka Allah akan mempermudah baginya
jalan menuju surga.“ (HR. Muslim).
Para makhluk ridla kepada penuntut ilmu, meminta ampun
untuknya atas perbuatannya, dan para malaikat juga senang berkumpul dengannya. Rasulullah saw
bersabda:
" وإن الملا ئكة لتضع
أجنحتها لطالب العلم رضا بما يصنع, وإن العالم يستغفر له من في السماوات ومن في
الأرض حتى الحيتان في الماء ( المتبحر فيه قمر يضاءالكون بنوره) وفضل العالم على
العابد كفضل القمر على سائر الكواكب, وإن العلماء ورثة الأنبياء, وإن الأنبياء لم
يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا العلم فمن أخذه أخذ بحظ وافر " رواه االترمذي.
“Dan sungguh para malaikat meletakkan sayapnya bagi penuntut
ilmu sebagai bentuk keridloannya atas apa yang diperbuat, dan seluruh penduduk langit dan bumi meminta
ampun bagi orang yang berilmu, bahkan ikan-ikan paus di air juga melakukan hal
yang sama ( orang yang luas ilmunya bagaikan bulan yang menyinari alam dengan
cahayanya), dan keutamaan ahli ilmu atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan
atas seluruh bintang, para ulama adalah pewaris Nabi, dan para Nabi tidak
mewariskan dinar ataupun dirham, mereka hanya mewariskan ilmu, maka barang
siapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak.“ (HR. Tirmizi).
Menuntut ilmu karena Allah adalah ibadah, pengetahuan
tentangnya adalah bagian dari takut kepada-Nya, mengingat-ingatnya adalah
tasbih, mendermakanya untuk ahlinya adalah satu bentuk mendekatkan diri
kepada-Nya, dengan ilmu Allah SWT dikenal dan disembah, dipuji dan di-Esakan,
ia adalah teman dalam kesendirian, kawan dalam kesepian, denganya kekerabatan
disambung, halal dan haram diketahui, ilmu adalah sebaik-baik perolehan,
simpanan kekayaan termahal, buah terbaik yang dipetik, Basyr Al-Hafi berkata: “Aku
tidak mengetahui amalan yang lebih utama di atas muka bumi ini selain menuntut
ilmu.“
Menuntut ilmu adalah bagian dari menghidupkan agama-Nya
dan menghinakan setan. Sebab ilmu itu sebagai petunjuk kepada kebaikan,
penolong untuk menuju kepada keperwiraan, Ibnu Uyainah berkata: “Barang
siapa menuntut ilmu, maka sesungguhnya ia telah berbuat baik kepada Allah.“
Orang yang mendapat petunjuk kepada ilmu adalah pemilik
kebaikan, Rasulullah SAW bersabda:
" من يردالله به خيرا يفقهه في الدين "
“Barang siapa dikehendaki
Allah SWT suatu kebaikan, maka akan diberi pemahaman dalam agama.“
Wahai kaum muslimin:
Tidak ada kebaikan bagi jiwa kecuali dengan beribadah
kepada Allah SWT. Menuntut ilmu adalah satu bentuk ibadah, dan niat adalah
pondasinya, maka luruskanlah niat dalam menuntut ilmu semata-mata untuk
menggapai ridla-Nya, jangan engkau palingkan niat kepada harta duniawi karena
semuanya pasti akan binasa, sebagaimana dalam hadits:
"من تعلم علما مما يبتغى به وجه الله لا يتعلمه إلا ليصيب به
عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم القيامة“
“Barang siapa mempelajari
ilmu yang digunakan untuk mencari ridla Allah SWT, lalu ia tidak mempelajarinya
melainkan untuk memperoleh harta dunia, maka ia tidak akan mendapatkan bau
surga di hari kiamat.“
Menuntut ilmu tanpa disertai niat yang baik adalah usaha yang sia-sia,
tidak mendapatkan pahala, bahkan pelakunya terancam dan akan mempertanggungjawabkan
pada hari perhitungan. Setiap ilmu yang tidak menyebabkan pemiliknya takut
kepada Allah SWT akan mengancam penunututnya, ilmu dan amal adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan, banyak keutamaan yang didapat dalam memadukan keduanya,
orang akan mengambil manfaat dari ilmu anda sebanding dengan pengamalan anda,
hendaklah hati anda bersih dan jauh dari akhlak yang buruk dan sifat yang
tercela, mulailah dalam menuntut ilmu dengan menghafal kitab Allah dengan baik
dan tadabur, sungguh umat ini telah menguasai setiap disiplin ilmu, maka barang
siapa diberi cahaya dan petunjuk-Nya untuk mencapai itu, maka hafalkanlah
ringkasan setiap ilmu, kemudian beralihlah kepada yang lebih luas
(syarah-syarah), ambilah pelajaran yang terbaik, berikan perhatiaan kepada ilmu
yang memiliki urgensi lebih besar serta dalamilah ia, ambilah ilmu dari orang
yang ahli dan dapat dijadikan panutan baik dari sisi keilmuan maupun amalanya,
sesungguhnya ilmu ini agama, maka perhatikanlah dari siapa anda mengambil agama
anda, dan pilihlah dalam perjalananmu menuntut ilmu teman yang dapat menolongmu
jika kamu bimbang, serta menguatkan semangtmu ketika kamu lemah, jauhilah dari
berteman dengan para penganggur, manfaatkan masa kanak-kanak untuk menuntut
ilmu, karena masa itu lebih dapat menghadirkan hati dan menfokuskan fikiran,
sesungguhnya agama keseluruhanya adalah ilmu tentang kebenaran dengan
pengamalan, ilmu dan amal membutuhkan kesabaran, dan orang yang sabar
dijanjikan surga:
" سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار "
“ (sambil mengucapkan),”
selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.“ Maka alangkah nikmatnya tempat
kesudahan itu.“
Ilmu tidak akan didapat kecuali dengan kesabaran dalam menghadapi segala
kondisi yang tidak mengenakan, dan dengan mengorbankan jiwa serta waktu dalam
menuntutnya, dan dengan memperhatikan akibat dari semua urusan niscaya
kesabaran akan terasa ringan.
Wahai para pelajar!
Ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan tawadlu‘
(kerendahan hati) dan menfokuskan pendengaran, karena itu hormatilah gurumu,
angkatlah derajatnya dengan bertindak sopan terhadapnya baik dalam berbicara,
mendengar, maupun dalam bertingkah laku, adab yang jelek terhadap guru berarti
keluar dari keperwiraan dan kebajikan, bertentangan dengan adab para
salafushalih, Ar-Rabi‘ berkata:“Demi Allah aku tidak berani untuk meminum
air sedang imam Syafi’i melihatku karena rasa hormatku kepadanya.“
Dan berterima kasihlah kepada guru atas bimbinganya,
karena tidak dianggap bersyukur kepada Allah SWT jika tidak berterima kasih kepada
manusia, dan termasuk bentuk cinta seorang murid kepada guru adalah memaafkan
segala kekuranganya dan mengembalikan celah kepada diri sendiri, berbicaralah
kepadanya dengan baik, lembutkanlah
suara ketika bertanya dan ketika menjawab, hendarilah berdebat denganya,
Az-Zuhri berkata:“Abu Salamah pernah mendebat Ibnu Abbas, maka
akibatnya ia tercegah dari memperoleh
ilmu yang banyak.“
Dengarkanlah pembicaraan gurumu dengan seksama, jangan
malu bertanya tentang agama jika ada yang tidak anda fahami, bertanya tentang
agama adalah kemuliaan, sedang enggan bertanya dan memilih untuk tetap dalam
kebodohan adalah kehinaan, Aisyah r.a. berkata:“Semoga Allah SWT merahmati
para wanita Anshar, rasa malu mereka tidak mencegah mereka untuk memperdalam
agama.“
Hindarilah gangguan-gangguan yang dapat menghambat
perjalanan Anda dalam menuntut ilmu, karena belajar dan menghafal tidak akan
efektif dengan kehadiran gangguan-gangguan. Begitu juga berada dalam situasi
kehidupan yang glamor akan mengganggu fikiran dan menjadikan hidup seakan dalam
alam angan-angan serta membuang waktu dengan percuma, menjauhi semua itu yang jelek. Bersihkanlah pendengaran dan
pengelihatanmu dari segala yang dapat mengotori pikiranmu, memperburuk perilakumu
dan merusak akhlakmu, sehingga kamu mengesampingkan ilmu dan hidup dalam
kehinaan. Teman adalah ibarat jiwa kedua, jika ia baik maka akan menolong, tapi
jika buruk maka akan merusak. Jauhilah teman buruk karena ia dapat melunturkan
kekuatan obsesi dan menjerumuskan Anda ke dalam lingkungan masyarakat
terbelakang, karena teman dari kalangan pengangguran hanya akan mengganggu,
mengajak untuk menunda-nunda pekerjaan dan hanya membisikkan angan-angan
belaka.
Wahai para guru!
Tugas mengajar adalah tugas yang berat, amanat yang
dibebankan kepada pengajar teramat besar, perjalanan hidup dan tanggung jawab
para guru tidaklah ringan. Anda memikul amanah yang berat, mendapatkan warisan
yang sarat dengan tanggung jawab. Umat ini senantiasa mengharapkan dari Anda
lahirnya generasi yang memilki kemauan kuat dan pandangan yang tajam. Anda para
guru adalah pelindung para pemuda, pendidik segenap generasi, penyiram pohon
masa depan, pembawa risalah yang mulia. Penunjuk kebaikan bagi manusia
senantiasa mendapat curahan salawat dari-Nya dan dari malaikat-Nya, alam
seluruhnya memohonkan ampunan untuk Anda termasuk juga doa dari ikan di lautan
dan burung di udara.
Guru adalah pembimbing yang meneladani para Nabi dan
menapaki langkah para Rasul dalam mengajarkan ilmu pengetahuan. Ikhlaskanlah
niat untuk Allah SWT, resapilah keutamaan ilmu dan keutamaan mengajarkanya
dalam rangka menghidupkan syariat dan memelihara syiar agama, jadilah teladan
dalam berakhlak dan beragama, berikanlah nasehat yang tulus kepada murid saat
mengajar, dan di antara petunjuk Nabi SAW adalah berbelas kasihan terhadap
murid, baik mereka yang masih kecil maupun yang telah besar.
Sebuah hadits berkisah tentang seorang Arab Badui yang kencing di masjid
cukup jelas menunjukan hal itu, berupayalah untuk senantiasa menyatukan hati
anak-anak kaum muslimin dalam kebajikan dan takwa. Jauhkanlah segala gangguan
dari mereka semua dalam menuntut ilmu. Boleh jadi terpengaruhnya murid Anda
kepada Anda melebihi terpengaruhnya seorang anak kepada bapaknya. Bermurah
hatilah dalam mengajar karena itu adalah watak orang-orang salih, bersabarlah
dalam menghadapi mereka karena sesungguhnya menanam itu susah sedang saat
memetik penuh dengan buah dan pahala. Jangan sekali-kali meremehkan murid Anda
meski kemampuanya lemah dan perolehannya
rendah. Menjadi keburukan bagi seseorang apabila ia meremehkah saudara
muslimnya. Berlakulah dengan adil dalam bersikap, memandang, mengganjar dan
memberi sangsi terhadap murid-murid Anda, hindarilah dari berbuat dzalim dan
menang sendiri.
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah berkata: “Setiap yang
memutuskan perkara di antara dua pihak maka ia adalah hakim, bahkan yang
memutuskan di antara anak-anak kecilpun demikian, karena para sahabat dulu juga
menganggapnya hakim. Hadits mengatakan: “hakim
itu ada tiga; dua di neraka dan satu di surga.“
Guru termasuk di dalamnya, sesungguhnya membentengi
para siswa dengan ilmu syari‘ah merupakan tuntutan syar’i, meskipun arah
kecenderungan mereka bukan kepada ilmu agama, ilmu syari’ah akan membekali
sisiwa dengan ketenangan dan kebahagiaan saat belajar.
Allah SWT berfirman:
" ألا بذكر الله تطمئن القلوب "
“Ketahuilah bahwa dengan
mengingat Allah hati menjadi tenang.“ (QS.
Ar-Ra’d).
Adalah merupakan aib bagi seseorang yang hanya mengetahui ilmu umum
tetapi bodoh dengan ilmu syari’ah yang mendasar. Kebutuhanya akan agama semakin
meningkat seiring dengan banyaknya fitnah dan cobaan yang ia hadapi. Seorang
muslim akan menjadi insan yang unggul dengan ilmu dan keluasan pengetahuanya,
didukung oleh cahaya iman yang memadukan antara dunia dan akhirat serta seluruh
yang ada di alam dengan ke-Esaan Allah SWT.
Wahai guru dan pelajar perempuan:
Berdiam diri di rumah bagi perempuan adalah tuntutan
dan aturan syar’i, keluarnya perempuan
dari rumah untuk mengajar terikat dengan syarat-syarat serta harus sejalan
dengan kaidah-kaidah syari’ah. Jadilah Anda perempuan yang bangga ketika
menjalankan perintah Tuhanmu. Hijab adalah penjelas dan cadar adalah penerang.
Kecantikan wanita ada pada kesopanannya dan keindahannya terdapat dalam iffahnya (kehormatan dan kesucian).
Jadilah seorang dai untuk agama Allah SWT melalui komitmen dengan agama-Nya.
Hindarilah perilaku yang dapat mencederai kehormatan kaum muslim dengan ghibah, adu domba dan memperolok-olok
orang lain. Jauhilah sifat sombong dan berbangga diri. Jadikanlah setiap
tahapan pendidikan Anda sebagai sarana meningkatkan iman dan pelajaran yang
efektif untuk membangun generasi yang
beriman.
" قل هل
يستوي الذين يعلمون والذين لا يعلمون "
“Katakanlah,
apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu.“ (QS. Az-Zumar: 9).
Ujub dan marah
adalah penyakit ilmu, sedangkan sifat ramah dan rendah hati adalah hiasannya.
Orang yang bahagia adalah orang yang tahu jalan menuju Tuhanya, ia berjalan di
atas jalan itu untuk menuju kepada-Nya, itulah orang yang dermawan kepada
Tuhannya. Sedangkan orang yang tercegah dari kebahagiaan adalah orang yang tahu
jalan menuju Tuhan-Nya kemudian ia berpaling dari-Nya. Kebaikan yang sempurna
adalah memohon pertolongan kepada Allah SWT pada saat menuntut ilmu sebagai
warisan dari Nabi SAW. Ilmu yang hak adalah ilmu yang sesuai dengan ilmu Allah
SWT. Keinginan yang benar adalah yang mendatangkan kecintaan dan ridla-Nya.
Ilmu yang bermanfaat adalah sumber petunjuk dan mengamalkan kebenaran adalah
petunjuk. Kesesatan adalah beramal tanpa ilmu dan mengikuti hawa nafsu.
Petunjuk tidak akan diraih kecuali dengan ilmu dan kesabaran. Pangkal kejahatan
adalah kebodohan dan tidak berilmu. Malas dalam mencari nilai-nilai keutamaan
adalah seburuk-buruk teman.
Bersiap-siaplah untuk meraih ilmu dengan membersihkan
jiwa dari kelemahan dan mengikuti hawa nafsu. Tawadlu' (merendah) di hadapan ulama adalah memuliakan diri dari
kehinaan. Sesalilah kelalaian yang lalu, dan bersungguh-sungguhlah dalam mengejar jejak orang-orang yang memilki
keutamaan dan cita-cita mulia selama
masih ada keluasan waktu dan usia. Semoga Allah SWT memberikan taufik-Nya
kepadamu dan membimbing langkahmu menuju kebaikan. Amin...
Wasallallah 'alaa Nabiyina Muhammad.
Pembaca yang budiman ...
Ini tulisan sengaja saya posting untuk mengingatkan
diri saya sendiri